SUMBER:TASYA DIARY
PRINCESS MARSHA BAGIAN 2
Akibat badai yang sangat dahsyat tersebut, mengakibatkan kapal kerajaan terdampar disebuah pulau yang terletak di luar wilayah kerajaan Permata Bunda. Dari pantai terlihat bahwa pulau tersebut merupakan sebuah pulau hutan, dan mempunyai pohon yang sangat besar.
Seluruh penumpang kapal berada dalam keadaan selamat, tidak ada satupun yang cedera, hanya kamar-kamar kapal menjadi bau , karena banyak yang kentut karena masuk angin. Putri Marsha juga sehat-sehat saja, ia memang putri yang hebat, mempunyai badan yang kuat, tidak sekalipun ia menangis, walaupun kapal tersebut diombang-ambingkan oleh ombak yang besar.setelah badai mereda ,diadakan pemeriksaan atas kapal tersebut, ternyata kapal kerajaan hanya mengalami kerusakan kecil. Para awak kapal di perintahkan untuk memperbaiki kapal tersebut, dan dalam waktu singkat kapal itu menjadi baik kembali. Kemudian kapal tersebut di dorong ke laut agar bisa berlayar kembali.
Ketika kapal tersebut bersiap akan berangkat, tiba –tiba terdengar suara pekikan perang dari arah pulau tersebut. Terlihat banyak ratusan bajak laut mencoba menyerang kapal.
Panglima Jeco sebagai Panglima Perang Kerajaan yang telah banyak mengalami pertempuran, tidak terkejut melihat kedatangan bajak laut tersebut, ia memerintahkan agar meriam-meriam kapal diisi penuh, dan agar semua prajurit mempersiapkan diri dalam pertempuran. Ketika para bajak laut tersebut makin mendekat, Panglima Jeco memerintahkan untuk mulai menembakkan meriam dan boooom.......bommm......boom........banyak bajak laut yang terkena peluru meriam tersebut, tetapi bajak laut yang datang jumlahnya sangat banyak sekali, sehingga walaupun sudah banyak bajak laut yang mati terkena tembakan meriam, tapi banyak juga yang berhasil naik ke kapal kerajaan, dan terjadilah pertempuran seru di kapal kerajaan antara tentara kerajaan dan Bajak Laut Hans beserta anak buahnya.
Raja dan Permaisuri bersembunyi di sebuah kamar dijaga oleh beberapa tentara kerajaan, sedangkan Putri Marsha berada di kamar sebelah ditemani pengasuhnya dan juga beberapa tentara kerajaan menjaganya. Pertempuran terus berlangsung di geladak kapal, Panglima Jeco didampingi oleh Kepala Pasukan menewaskan banyak bajak laut, tetapi sebagaimana diterangkan diatas, bajak laut yang menyerang begitu banyak, sehingga Panglima Jeco dan Pasukannya agak kewalahan menghadapi bajak laut tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara terompet dari pasukan bajak laut, dan secara tiba-tiba para bajak laut yang bertempur segera melompat keluar kapal kerajaan dan berenang kembali menuju pantai. Panglima Jeco dan kepala-kepala pasukan merasa heran mengapa para bajak laut tersebut melarikan diri, sementara itu kapal kerajaan semakin jauh berlayar ke tengah lautan. Tiba-tiba datang seorang prajurit datang kehadapan Panglima Jeco dan melaporkan bahwa Raja dan Ratu berada dalam keadaan selamat dikamarnya, tetapi kamar putri Marsha pintunya terbuka, dan Putri Marsha bersama Inang pengasuhnya tidak ada dalam kamar tersebut.
Panglima Perang Jeco memerintahkan agar mencari putri dan pengasuhnya di seluruh kapal, ternyata tidak ditemukan jejak putri dan inang pengasuhnya. Permaisuri langsung pingsan mendengar kabar, putrinya hilang bersama pengasuhnya, sedangkan raja hanya terduduk diam tidak berkata sepatah katapun.
Kesedihan menyelimuti seisi kapal, kalau tadi pagi mereka berangkat dengan hati yang gembira dan gelak tawa terdengar di seluruh kapal, maka kini hanya keheningan yang menguasai kapal.
Akhirnya kapal tiba kembali di pelabuhan kerajaan Permata Bunda, dengan membawa mayat-mayat prajurit yang tewas dalam pertempuran dan misteri hilangnya putri Marsha dan Pengasuhnya.
Dimanakah putri Marsha temukan jawabannya dalam bagian 3.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment